Kamis, 21 April 2011

gedung baru DPR

Kepentingan di Balik Rencana
Gedung Baru DPR

Tajuk Rencana, Editorial, dan Opini penulis.
               Seperti kita ketahui, DPR berencana membangun gedung baru yang memiliki lambang n dengan anggaran dana mencapai Rp. 1,138 Triliun. Rencana pembangunan gedung baru tersebut mengundang kritikan dari sejumlah pihak LSM. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tergabung dalam koalisi ini diantarannya Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Forumappi), Transparency International Indonesia (TII), Indonesia Budget Center (IBC), dan Indonesia Corruption Watch (ICW).

              Ketua DPR Marzuki Alie mengungkapkan, rencana pembangunan telah diputuskan dalam rapat pleno Badan Usaha Rumah Tangga (BURT) DPR dengan anggota wakil dari semua fraksi. Prosedur rencana itu terus berjalan sampai saat ini, hanya rapat paripurna yang bisa memutuskan, apakah rencana itu diteruskan atau di batalkan.
Ia juga menghimbau agar para elite yang tergabung dalam beberapa fraksi tidak meributkan dan saling adu argumen tentang pro kontra pembangunan gedung baru DPR tersebut.

              Alotnya pembahasan dan negosiasi akan berlangsung tidaknya rencana pembangunan gedung baru DPR ini tak luput diwarnai dengan pro kontra diberbagai fraksi dan diluar gedung Dewan. Dua kubu saling ngotot mendukung ataupun menolak rencana gedung baru tersebut. Hingga saat ini, belum ada keputusan final DPR terkait “Nasib” kelanjutan pembangunan gedung berlantai 36 tersebut.
Menanggapi pro kontra tersebut, wakil ketua DPR RI asal fraksi PKS Anis Matta, mengatakan rencana pembangunan tersebut tetap bergantung pada keputusan fraksi-fraksi di DPR.

             Menyikapi polemik panjang tentang pro kontra rencana pembangunan gedung baru DPR, tak semestinya heboh dan berkepanjangan. Ada baiknya dalam rencana gedung baru DPR, rakyat atau LSM diajak membahas bersama dalam kontroversi gedung baru ini. Bukan apa-apa, Toh DPR merupakan perwakilan rakyat dipilih oleh rakyat dan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat juga, bukan sebaliknya menggerogoti uang rakyat.

             Melihat jika selama ini kinerja wakil-wakil rakyat kita sangat jauh dari keinginan rakyat. Apakah nantinya dengan gedung baru kinerja wakil rakyat dapat lebih maksimal..? atau hanya sebagai tempat “Syurga” baru bagi oknum-oknum yang mementingkan keuntungan pribadi..? atau juga hanya sekedar “Tempat tidur yang NYAMAN” pada saat rapat paripurna berlangsung..? atau baru-baru ini yang menghebohkan tentang pelanggaran perbuatan tidak terpuji dari seorang anggota DPR yang tertangkap kamera sedang menikmati video porno..??
Inilah lensa muka dari kenyataan kinerja wakil rakyat selama ini. Masalah rakyat seperti krisis pangan, BBM, kemiskinan, pendidikan, kesejahteraan rakyat, dan angka pengangguran yang terus meningkat dari tahun ke tahun selalu membayangi wajah buram negeri ini dan tak pernah terselesaikan.

             Jikapun rencana pembangunan gedung baru DPR ini dilanjutkan, maka pembangunan gedung ini dilakukan pada waktu yang tepat. Menyadari sering kali di negeri ini terjadi bencana alam, akan lebih baik jika mengalokasikan dananya untuk menanggulangi bencana tersebut. Andaipun rencana pembangunan dilakukan secepatnya, baiknya bangunlah secara transparansi baik terhadap media, LSM, dan lembaga pemerintahan agar tidak terjadi dugaan tindak pidana korupsi dalam anggaran dan konsultasi rencana pembangunan gedung baru DPR tersebut. Sedangkan jika rencana dibatalkan, hendaknya anggaran dana yang berasal dari APBN 2011 ini segera dikembalikan kepada negara untuk nantinya dipergunakan secara maksimal bagi kepentingan rakyat.

             Saat ini, rakyat lebih cepat tanggap dan tidak mudah dibohongi lagi. Masyarakat menginginkan hidup sejahtera terutama rakyat yang kehidupannya menengah kebawah. Mereka tidak hanya butuh perhatian belaka tetapi bantuan dan dukungan yang nyata dari pemerintah sangat diperlukan.

             Sudah sepantasnya jika pembangunan gedung baru DPR terrealisasikan dan kinerja wakil rakyat lebih baik dan nyata memperjuangkan aspirasi rakyat. Dan jika ternyata kinerja wakil rakyat tetap tidak ada bukti yang nyata, bukan tidak mungkin pada jangka waktu pendek pemilu yang akan datang akan lebih banyak diwarnai dengan Golongan Putih (Golput) karena tidak ada lagi kepercayaan dimata masyarakat. Dan bukan mustahil pula pada jangka waktu panjang rakyat geram dan mengadakan perubahan reformasi besar-besaran di negeri ini. Seperti krisis yang terjadi di negara-negara Timur Tengah. (Fikri bachtiar)


Terima kasih sudah membaca Tajuk Rencana, Editorial, atau Opini dari blog saya, Silahkan coment dengan mengeposkan nama dan email anda di kolom yang tersedia.. untuk kesempurnaan Artikel selanjutnya, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan..